Rabu, 23 September 2015

Keuntungan Kalo Istri Kamu, Bidan !


Bidan itu katanya singkatan dari Bidadari Idaman lho. Biarpun terkesan narsis, faktanya menyebut demikian nggak berlebihan juga kok. Selain karena kebanyakan embak-embak bidan itu ayu-ayu, #ciyeee narsis, punya istri bidan itu banyak keuntungannya lho. Apa sih? Seenggaknya menurut saya begini nih :

1. Bisa Cari Duit Sendiri

    Embak-embak atau mungkin emak-emak bidan itu terbukti bisa cari duit sendiri lho. Nah, lumayan kan bapak-bapak sekalian. Nggak perlu ribet mikirin bedak bini habis, lipstik bini habis, bedanya lipstik 5 ribu sama 50 ribu, dll.

2. Tangguh

    Tangguh disini bukan berarti punya lengan segede paha Ade Rai lho. Bukan. Tangguh karena udah terbiasa siaga 25 jam, apotek aja kalah lho. Tengah malam, lagi enak-enaknya molor, musti bangun karena ada yang mau lahiran. Tanggal merah waktunya piknik, batal karena ada yang mau lahiran. Belum lagi ekspresi ibu-ibu yang lahiran itu kadang ada yang horror abis. Ada yang jerit-jerit, nangis, jambak-jambak, yang cekik bapaknya ada nggak ya? Hmm....

Tangguh, siaga biarpun udah larut. Model : Mbak Kus :-)
3. Anak Orang Lain Aja Diurusin, Apalagi Anak Kamu

   Tuh, sama anak orang aja sayang. Apalagi sama anak kamu? Ciyeeee. Dimandiin, dibedongin, disayang-sayang. Mendalami peran banget ya...


4. Sayang Mertua

    Biasanya nih, karena sering nonton ibu-ibu lahiran jadi ngerti deh betapa susahnya perjuangan seorang ibu yang melahirkan anaknya. Nah mereka akan lebih menghormati ibu kamu karena sudah melahirkan kamu. Coba nggak ada ibu kamu, bisa-bisa masih jones donk...


5. Nggak Malu-maluin Kalo ke Kondangan

    Pas ke kondangan atau acara apa gitu, tiba-tiba teman kamu ada yang tanya tentang profesi istri kamu.

Coba bandingin deh yang ini :
A : Istri kamu kerja apa?
Q : Bidan

Sama yang ini :
A : Istri kamu kerja apa?
Q : Copet

Lebih enakan didengar yang mana hayooo? Btw, perbandingannya maksa banget ya. Apa boleh buat, nggak ada maksud memandang rendah profesi lain lho ya. Copet itu profesi bukan sih? Tau ah gelap -_-

6. Paket Lengkap

    Bukan paket lengkap paha, dada, sayap ukuran jumbo lho. Maksudnya lengkap itu masak bisa, dandan bisa, ngurus anak bisa, nyuntik bisa, ngepel bisa, kurang apa hayoo? Kalo kurang cakep itu relatif. Sesuai amal ibadah masing-masing lah ya...



Kira-kira itulah beberapa keuntungan kalo kamu punya istri seorang bidan, gentleman... Ulasan di atas murni pandangan subyektif saya lho, mohon maaf jika terkesan narsis, pede, atau apalah. Yang penting hepi deh.. Hihihi. Kalo ada yang kurang, silahkan ditambah sendiri ya. Trims udah mampir ;-)



Sumber Gambar :
Google
Dokumentasi Pribadi
 

Selasa, 11 Agustus 2015

The Emperor's Cook, Tenno no Ryoriban (2015)




Pernah nonton Rurouni Kenshin yang live action? Pasti kenal donk sama Takeru Sato. Kalo Takeru Sato begitu lincahnya memainkan katananya di Rurouni Kenshin, di Emperor's Cook kita bakal nonton Takeru Sato yang akrab sama pisau. Bukan buat perang vs Makoto Sishio, tapi buat masak. Hahaha, beneran lho. Bahkan katanya doi khusus ambil kelas masak buat memperdalam perannya disini.

Ceritanya Takeru Sato memerankan tokoh seorang laki-laki bernama Tokuzo Akiyama yang kayaknya sih punya semacam kelainan pada dirinya yang bikin doi nggak bisa ngontrol emosinya kalo lagi marah. Nah, doi ini dijodohkan sama anaknya seorang saudagar kaya, namanya Toshiko Takahama, yang wajahnya khas jepang banget. Tokuzo yang labil itu secara nggak sengaja ketemu Tanabe yang seorang koki masakan barat. Karena merasa begitu tertarik, akhirnya Tokuzo pun berguru sama Tanabe. Namun rupanya orangtua Toshiko nggak setuju deh kalo doi jadi koki. Pokoknya apapun yg terjadi, doi musti melanjutkan bisnis keluarga Takahama. Tokuzo pun minggat pemirsa.

Doi pun minggat ke Tokyo. Dan kebetulan banget (atau malah takdir?) di Tokyo doi ketemu sama kakak sulungnya, Shutaro yang lagi kuliah hukum disana. Nah, sedikit banyak si kakak ini yang menjadikan adiknya seorang koki kaisar. Nah jalan hidup Tokuzo untuk menjadi seorang koki kaisar berawal dari sini. 

Singkat banget sinopsisnya? Biarin, coba aja googling, ntar pasti nemu banyak sinopsis nih dorama. :-p

Apa yang bikin saya terkesan? Padahal dorama macam gini juga banyak. Kebetulan waktu itu saya nggak download, tapi numpang nonton di TV berbayarnya kakak saya. Entah kenapa ini dorama identik banget sama siput a.k.a tupis. Mungkinkah ada filososfi yg terkandung dari siput-siput yang ditampilkan di dorama ini? Entahlah. Yang jelas, siput itu bikin saya penasaran. Mungkin si siput pula yang ikut andil menjadikan Tokuzo seorang koki yang tersohor. Kok bisa? Entahlah. #garukgarukkepala

Menurut sumber yang saya baca, dorama ini berdasarkan kisah nyata lho. Karena itu alurnya pun maju. Dari pas masih labil banget, labil, agak labil, lama-lama udah pinter deh menguasai emosi dan mengambil keputusan. Semuanya itu digambarkan nggak gampang banget lho. Si Tokuzo musti ditempeleng sana-sini sama babenya biar nggak selamanya labil. -_-"

Perjuangan Tokuzo dalam meraih mimpi dan meyakinkan orang-orang terdekatnya bahwa dia bisa mewujudkan mimpinya itu entah kenapa menyentuh saya.  Mulai dari minggat (ini asli nekad banget --"), minta duit bapaknya seenak udel (padahal kan bapaknya galak), manjat pager di sebuah restoran biar bisa ngintip dapurnya (ini sampe dihajar sama pegawai resto --"), ditempeleng banyak orang (karena bikin onar kyknya), minggat ke Perancis (buat belajar masak), dll asli membuat saya heran. 

Entah berapa banyak nama besar yang berawal dari sebuah tekad dan nekad. Yang jelas, melaui dorama ini saya jadi sedikit termotivasi. Sedikit boleh donk, daripada nggak sama sekali :-p  Siapa tau nanti saya juga bakal punya nama yang besar, bukan hurufnya yang digedein loh ya --".

Penasaran? Donlot aja gih. Tapi karena masih dorama baru, mungkin banyak yang belum bikin subtitlenya. Di TV kakak saya pun masih belum taman sampai saat ini. Terakhir nonton kemarin episode 11 yang sukses membuat rumah kakak saya kebanjiran air mata, air mata saya sih. 

Castnya nih :-D

btw, Takeru Sato kok sering ya main dorama bareng Kiritani Kenta :3

sayangnya tokoh Tanabe cuma bentaran doank,
abis itu dimatiin, padahal ganteng (T_T)





dan, cast yang terakhir.....

Siput :3
dan entah kenapa saya suka geli sendiri tiap kali ngelihat scene siput

Nah, udah segitu saja review saya yang amburadul ini. Mohon maaf karena saya nggak bahas sinopsisnya ^_^v

NB : Coba sinetron kita bikin yg kayak gini :'(


sumber nyomot dari :
asianwiki.com
google





Rabu, 15 April 2015

Basilisk : Kouga Ninpochou (2005), Shinobi : Heart Under Blade, Romeo Julietnya Jepang

Ini anime berdasarkan manga dengan judul yang sama. Manganya sendiri katanya terinspirasi oleh novel tahun 1950-an, yang judulnya pun kurang lebih sama. Baik anime, manga, dan novelnya memiliki kisah yang sama, yaitu tentang kisah cinta 2 orang anak manusia yang tidak bisa memiliki satu sama lain karena terpisahkan oleh konflik klan selama 400 tahun. Lebih lama dibanding masa penjajahan Belanda ke Indonesia ya -_-.

Kouga Gennosuke, seorang pemuda berasal dari klan Kouga di Desa Manjidani, jatuh cinta pada seorang gadis lembut, cantik, dan baik hati bernama Oboro. Masalahnya, neng Oboro ini berasal dari klan Iga Tsubagakure, yang selama 400 tahun ini telah menjadi musuh bebuyutan klan Kouga sendiri. Mereka sedang dalam masa damai karena adanya perjanjian damai kedua belah pihak yang dimotori Hattori Hanzo I. Sampai suatu saat, Tokugawa Ieyasu (Shogun yang berkuasa saat itu) ingin kedua klan tersebut ikut menentukan masa depan keshogunan dengan bertarung sampai mati. Kalo Iga yang menang, maka keshogunan akan diserahkan ke Takechiyo, sedangkan kalo Kouga yang menang maka akan diserahkan ke saudaranya Takechiyo, namanya saya lupa. Hehehe. Nah, lalu bagaimana kisah cinta mereka? Niatnya mau nikah, malah disuruh perang sampe mati -_-.

Ini animenya, btw gambarnya nyomot dari google :-p

Sejauh ini saya baru nonton anime sama filmnya. Kalo manga sama novelnya saya kurang tau. Animenya aja saya baru tau akhir-akhir ini, telat banget ya. Tapi katanya sih novelnya lebih kelam dari animenya maupun filmnya sendiri.

Ini versi filmnya, gambar nyomot juga...

Dalam animenya, ceritanya memang nggak susah diikuti. Politiknya terasa banget sih kalo menurut saya, walapun saya kurang paham karena saya nggak begitu ngeh sama sejarah Jepang. Actionnya nggak sebanyak kalo kita nonton Rurouni Kenshin, One Piece, atau Naruto sih, tapi sadisnya itu loh. Darah muncrat-muncrat, tusuk-tusukan sampe mati, penggal-penggalan kepala, bahkan agak hentai dikit karena oppai berkeliaran dimana-mana -_-. Untungnya saya cewek, jadi nggak ngeres :-p. Padahal di sisi lain drama yang disuguhkan anime ini mampu mengoyak perasaan saya sebagai jones karena begitu tersiksanya kedua tokoh utama. Bahkan seolah-olah saya ikut merasakan penderitaan neng Oboro menanti cinta sejatinya datang menjemputnya T_T idiihh melo amat sih saya.

Oya, kalo di anime kita bisa menyaksikan cinta segi banyak antara karakter-karakternya. Ceritanya neng Oboro cinta mati sama kang Gennosuke. Di sisi lain dari klan Iga sendiri ada Chikuma Koushiro yang juga sebenarnya ada perasaan khusus pada neng Oboro. Neng Oboro sih cuek, malah neng Akeginu, temennya Oboro, yang cinta mati sama Koushiro. Sedangkan dari klan Kouga, ada neng Kagero yang cintaaaa mampus sama Gennosuke. Tapi Gennosuke cuek juga dan cuma ada Oboro aja di pelupuk matanya. Ada juga Tenzen dari klan Iga yang pengen nikahin Oboro, sampe mau diperkusi gitu. Si Tenzen ini juga napsong banget sama Kagero. Pokok doi ini mata keranjang suka banget sama yang semok-semok plus cakep gitu. Selain itu kisah cinta Hotarubi sama Yashamaru juga ngenes banget. Kebelet galau deh saya.

Nah kalo di filmnya, yang judulnya menjadi "Shinobi : Heart Under Blade", kita nggak akan disuguhi drama percintaan yang begitu. Drama cintanya cukup fokus sama Oboro-Gennosuke-Kagero dimana Kagero yang akhirnya jadi Forever Alone. Bahkan pasangan Hotarubi-Yashamaru bukan sepasang tunangan, tapi ya cukup tau gitu aja. 

Perbedaan antara anime dan filmnya mencolok banget sih. Kalo di anime utusan dari masing-masing klan adalah 10 orang, sedangkan di film hanya 5 orang. Dari Iga tokoh seperti Akeginu, Jingorou, dan Rousai tidak muncul. Bahkan Koushiro malah ditampilkan sebagai anggota klan Kouga. Karakter Udono, Shougen, Jyuubei, Gyobu, dan Okoi tidak ditampilkan. Sebaliknya malah ditambah Koushiro sebagai anggota mereka. Tokoh Saemon pun nggak begitu banyak berperan seperti di animenya. 

para anggota klan Kouga Manjidani
para anggota klan Iga Tsubagakure

Selain itu ending dalam anime berbeda dengan di film. Tapi saya lebih suka ending animenya sih. Hahaha. Walaupun beda, tetep aja inti endingnya sama : cinta nggak bisa bersatu. Baru inget, jurus mata Oboro dan Gennosuke di anime sama di filmnya juga berbeda. Tapi tetep intinya mereka berdua punya jurus mata yang sangat ditakuti lawan-lawannya.

Filmnya sendiri juga bukan film yang digarap sembarangan. Pemainnya deretan aktor-aktris ternama macam Odagiri Joe, Nakama Yukie, Shiina Kippei, Erika Sawajiri, dll. Spesial efeknya juga bagus, nggak macam film naga-naga di tipi lokal sama vampir itu. Padahal udah tahun 2005 lho. Oya, gara-gara nonton film ini juga saya asli terpesona sama om Odagiri Joe. Doi ini nggak seganteng Yamapi sih, tapi menurut saya doi ini "laki" banget. Pokoknya saya suka deeehh >,<

Gennosuke versi film, rambutnya kaya'
buntut ayam, tapi tetep ganteng >,<

Kalo penasaran gugling aja yeuu... Banyak kok yang bikin sinopsis maupun yang ngasih link downloadnya, baik anime maupun filmnya. Tapi kalo ada duit sih nggak ada salahnya kok beli. Hehehe. Kalo saya sih karena masih minta emak+bapak, saya cari yang gretongan aja. Hehe, piisss ^_^v




Gambar nyomot dari :
Google
http://bagusseven.blogspot.com/

Kamis, 09 April 2015

Banyak Cerita di Soetomo

Rasanya sebulan yang lalu masih hari pertama dinas di rumah sakit terbesar milik pemprov Jatim itu. Banyak cerita yang saya lalui di sana. Dari yang lucu, seru, mengharukan, dan romantis semua ada. Oya, karena jones maklum donk kalo nggak ada kisah cintanya. Tapi bukan berarti nggak ada yang ganteng-ganteng lho di sana.

Oke, hari pertama datang ke sana buat orientasi. Yang saya rasakan, rumah sakitnya jaaaauuuhhhh lebih padat daripada RSAL. Pengunjungnya, pasiennya, mahasiswa prakteknya, dokternya, dokter muda, ppds, dll lebih banyak. Bahkan hari pertama jalan berangkat sama pulang berbeda karena saya dkk nggak apal jalannya. Jarak dari kost ke ruang dinas di Poli Hamil hampir 1 kilo. Kaki sampe mau bengkak rasanya. Selama 3 hari pertama, saya dkk pulang pergi cuma nyari rute terdekat, dan hasilnya zooooonkkk -_-.

Nyomot sih :-p hehe, pintu jl. dr moestopo nih


Nah, karena saya itu ndeso banget, saat disana saya nggak bisa naik lift. Nggak tau cara mengoperasikannya gimana. Jadi deh kemana-mana naik tangga. Bener-bener hosh-hosh deh, sampe keringetan. Bahkan saya kalah sama keluarga pasien lho. Karena mereka udah terbiasa, jadi mereka udah lihai. Pfff, payah deh saya.

Awal-awal dinas di Poli Hamil saya kaget, karena hampir nggak ada pasien dengan kehamilan resiko rendah (KRR). Sebagian besar pasien dengan resiko tinggi (KRT). Bahkan ibu hamil dengan HIV yang begitu ditakuti di tempat saya, disini hampir setiap hari saya menemuinya. Diagnosanya juga macam-macam tergolong baru bagi saya. Alhasil, pengetahuan saya pun bertambah. Bidan-bidan di Poli Hamil baik-baik lho. Ada Bu Ratna, Bu Marti, Bu Susi, mereka banyak membimbing saya dkk selama disana. Khususnya Bu Marti, kita paling dekat dengan beliau. Selain asyik, beliau ini seneng banget kalo ditanyai diagnosa yang aneh-aneh. PPDS disana juga oke. Rasanya kayak kuliah gratis aja karena mereka juga seneng sharing sama kita. Hehehe.

Yang lucu di Poli Hamil waktu ada pelatihan Code Blue. Kebetulan pelatihannya di Poli Preeklampsia yang masih satu ruangan juga sama Poli Hamil. Karena tiba-tiba heboh, kita sempat mengira kalo ada pasien beneran. Eh, ternyata cuma boneka "bule" yang lagi serangan jantung :-p

nih, mulustrasi "bule" yang kena serangan jantung -_-

2 minggu berikutnya pindah ke ruang nifas. Disana lumayan asyik, karena dekat dengan ruang bersalin jadi kita sering "nonton" partus yang kebanyakan patologis disitu. Yang paling berkesan adalah partus sungsang dengan janin hidrocephalus. Oya, di ruang nifas juga cukup banyak "ibu" nifas yang masih unyu-unyu. Gimana nggak unyu-unyu, umur 17-18 udah punya bayi. Nah, saya yang udah tuir begini masih jones :v

satu-satunya foto yang sempat diambil di ruang nifas :'( cuma satu, hiksss.....


Yang bikin hari-hari saya, ehm dan juga temen-temen saya, berwarna disana adalah kehadiran sosok Pak Lek. Pak Lek itu singkatan bapak cilik kalo di bahasa jawa yang artinya kurang lebih om. Siapa pak lek ini? Doi ini PPDS yang pinnya udah merah. Padahal doi kelihatan masih muda lho, nggak tau juga sih umurnya yang asli berapa. Yang jelas doi tinggi, manis, proporsional, baik, dan hmmh yang bikin klepek-klepek itu lho senyumannya Masya Allaahh, manis banget. 

nih, mulustrasi pak lek ^_^ terlalu ganteng sih kayaknya, ngahahaha


Hmm, sayangnya doi udah beristri. Hiks, hiks. Nggak cuma saya, temen-temen saya banyak yang patah hati. Saya mau nangis guling-guling, tapi nggak jadi karena nggak ada tempat buat guling-guling :'(

Sebenarnya sih banyak banget cerita disana, cuma kayaknya males aja kalo nulis semua. Hahaha :-p




Gambar dari :
hape sendiri
nyomot di google 

Sabtu, 04 April 2015

Review : JIN (J-drama)

dari ki-ka : nggak tau namanya, Saburo, Kyutaro, Saki,
Dokter Jin, Nokaze, Ryoma, Katsu, Ogata



Suka nonton drama jepang bergenre medical? Suka juga nonton jidaigeki? Why not both? Drama JIN memberikan keduanya lho.

Sejujurnya saya belum nonton sampe habis sih, masih season 1 pula. Walaupun begitu drama ini benar-benar recommended buat para pecinta drama "serius". Ceritanya ada seorang dokter bedah yang sebenarnya jago, sangat jago kalo menurut saya, bernama Minakata Jin. Dokter Jin ini jadi kurang pede tiap kali melakukan operasi. Gara-garanya doi gagal mengoperasi tunangannya sendiri yang mengakibatkan tunangannya jatuh koma. Suatu ketika si dokter harus mengoperasi pasien yang identitasnya misterius, misterius karena si pasien ini datang begitu aja dan nggak jelas asal-usulnya. Namun karena kondisinya keburu gawat, si dokter harus tetep mengoperasi pasien segera. Nah, ini yang saya iri, kapan di Indonesia begitu? Malah curhat, hehehe, balik ke laptop cerita. Setelah dilakukan operasi, ternyata dokter Jin menemukan tumor aneh yang bentuknya janin. Diambillah tumor itu, rencananya mau diteliti. Tapiiiii....

Tapi sebelum diteliti, rupanya pasien misterius sadar. Dicurilah tumor itu dan ketahuan oleh dokter Jin. Akhirnya mereka berdua kejar-kejaran di tangga #Eaaaaa  rebutan tumor aneh tersebut. Dua-duanya jatuh, tumornya juga jatuh. Pas bangun, eh tau-tau si dokter ada di jaman perang. Malahan doi sempat mengira kalo lagi syuting film jidaigeki. Ah, kebelet ketawa nih saya. Wakakakakkk.

Di jaman perang doi berteman dengan Tachibana Kyotaro si samurai muda, Saki adiknya Kyotaro, Sakamoto Ryoma, dan masih banyak yang lain. Pertemanan yang paling mengharukan adalah pertemanan dokter Jin dengan Ogata Kuon yang merupakan kepala klinik pengobatan barat, yang akhirnya meninggal (dugaan saya karena kanker paru-paru kalo nggak TBC). Saya sampe nangis nonton episode yang itu :'(

Ada cerita cintanya nggak sih? Ada. Cerita cintanya dokter Jin sama Miki (ini tunangannya dokter yang lagi koma), terus Saki yang diem-diem naksir dokter Jin, dan ada lagi Cortesan Nokaze, pelacur high level yang mirip sama tunangannya dokter Jin yang juga menaruh perasaan ke dokter. Eciyeehh cinta segi empat (-_-). Selain itu nampaknya Kyotaro menaruh perasaan juga pada seorang pelacur yang namanya saya belum tau, tapi kemungkinan cowok sih. Hahaha. Loh? Soalnya saya belum download semuanya, fakir kuota nih :'(

Nuansa politiknya cukup kental dengan adanya tokoh-tokoh seperti Katsu Rintaro (ini beneran ada lho). Terlalu serius? Nggak usah khawatir. Adegan-adegan yang ditampilkan Sakamoto Ryoma cukup mengocok perut kok. 

Keseluruhan yang dibahas memang medicalnya sih. Yang paling seru itu adegan medical modern, seperti operasi, tapi dilakukan di jaman Edo. Kebayang nggak sih kalo adegan itu beneran nyata, gimana reaksi orang jaman dahulu ngeliat tubuh orang dibedah-bedah kaya' gitu? Nah kedengaran serius ya, tapi justru adegan ini bisa memancing tawa penonton.

Drama ini memang menarik, bahkan ratingnya di jepun sana cukup tinggi kok. Biasanya yang ratingnya tinggi, dramanya emang rekomen buat ditonton sih. Bahkan saya pun menyempatkan nonton disela-sela kesibukan praktek semester akhir saya. Episode pertama saya nggak bisa tidur gara-gara penasaran sama episode keduanya. Episode keduanya saya dinas siang jadi nggak konsentrasi gara-gara kebelet pulang terus nonton episode selanjutnya. Pas libur dinas pengen menuntaskan semuanya, ehhhh.... Kuota malah habis. Uuuuu :'(

Tuh, cinta segi-segian -_-



Gambar daimbil dari :
wiki.d-addicts.com

Minggu, 29 Maret 2015

Edisi Ruang Nifas : Blighted Ovum



Jadi ingat dulu waktu saya masih kecil ada tetangga yang katanya hamil, terus janinnya hilang dibawa makhluk halus katanya. Saya kecil waktu itu takut, serem banget begitulah pikir saya. Nah, waktu praktek di ruang nifas kemarin ada kejadian yang menjawab semua ketakutan masa kecil saya.

Blighted Ovum, begitulah diagnosa yang saya baca. Dieknal juga dengan kehamilan kosong. Katanya pasien akan tetap mengalami tanda dan gejala layaknya orang hamil biasa. Bahkan kadar HCG tetap positif. Pasien akan tetap mengalami mual, muntah, dan gejala hamil lainnya. Namun ketika USG maka didapati kondisi kantung kehamilan berisi embrio yang tidak berkembang.

Kok bisa begitu? Sebenarnya pada saat terjadi pembuahan sel-sel tetap membentuk selaput ketuban dan plasenta, namun telur yang dibuahi tidak berkembang menjadi embrio. Ditambah lagi selaput ketuban tersebut akan tetap berkembang sesuai dengan usia kehamilan. Jadi perut pasien akan tetap membesar layaknya orang hamil normal, namun embrio tersebut tidak berkembang secara sempurna.

Blighted Ovum ini bisa didiagnosa melalui USG, namun penyebabnya sendiri sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, namun diduga karena adanya kelainan kromosom, kelainan genetik, dan kondisi sel telur yang kurang baik yang dibuahi oleh sperma normal dan begitu juga sebaliknya. Penanganannya sendiri bisa dengan dilakukan kuretase maupun obat untuk merangsang hasil konsepsi agar bisa keluar. Intinya hasil konsepsi tersebut harus dikeluarkan karena nggak normal.

Apakah blighted ovum mempengaruhi kesuburan wanita? Katanya sih enggak. Wanita yang pernah mengalami blighted ovum masih bisa hamil normal. Tetapi jika blighted ovumnya berulang, sebaiknya sih periksa ke dokter karena bisa jadi adanya kelainan kromosom baik pada ibu ataupun suaminya. 


Perbedaan hamil normal dan blighted ovum saat USG







Terimakasih buat sumber saya :-)

bidanku.com
drdayuagung.blogspot.com

Selasa, 17 Maret 2015

Edisi Poli Hamil : SLE





Maret ini saya diberi kesempatan untuk praktek di salah satu rumah sakit terbesar di Jawa Timur. Alhamdulillaahh, saya yang ndeso ini akhirnya diberi juga kesempatan buat sekedar incip-incip rasanya jadi anak kota biarpun nggak lama. Praktek pertama saya ditugaskan di poli hamil. Namanya juga poli hamil, otomatis pasiennya adalah ibu hamil, dan saya juga belum pernah menjumpai pasien bapak hamil. Hehehe.

Hari pertama pasien cukup banyak dan hampir semuanya adalah pasien dengan kehamilan resiko tinggi. Saat itu ada pasien rujukan dari sebuah puskesmas karena kehamilan dengan SLE. Nah, saya yang memang ndeso ini, asli bingung sama SLE. Berhubung di mata kuliah kebidanan saya juga rasanya nggak membahas penyakit yang seperti itu. Akhirnya coba saya tanyakan pada Bidan Sumarti yang bertugas disana.

Ternyata SLE itu lebih dikenal dengan Lupus. Panjangnya sih Sistemik Lupus Eritematosus, adalah suatu penyakit dimana sistem autoimun di dalam tubuh seseorang keliru menyerang organ tubuh yang sehat. Biasanya sih gejalanya seperti nyeri sendi, bengkak, ruam pada kulit yang kemerah-merahan, dan lain-lain tergantung pada bagian tubuh apa yang terkena.


kira-kira begini nih ruam-ruam merah yang dimaksud


Umumnya penderita SLE ini lebih banyak wanita dibandingkan dengan laki-laki, jadi nggak heran sih kalo disini saya menjumpai lebih dari 1 ibu hamil dengan SLE.

Terus, apa pengaruh SLE dalam kehamilan? Karena penasaran, saya pun tanya kesana-kesini via om saya tercinta (baca : Google) dan mendapatkan jawaban yang lumayan memuaskan saya. Sebenarnya pasien hamil dengan SLE bisa menjalani kehamilannya dengan sehat dan lancar asalkan menjalani pemeriksaan rutin serta pengobatan teratur. Jika nggak demikian, SLE dapat mengganggu kehamilan dan memicu terjadinya abortus, gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan, serta kematian janin. Selain itu kehamilan juga dapat memperburuk kondisi SLE itu sendiri. Oleh karenanya sangat penting untuk tetap memeriksakan kehamilan dengan teratur.

Apakah SLE nanti bisa menurun pada janin yang dikandung wanita hamil dengan SLE? Dari beberapa sumber yang saya baca, SLE bukanlah penyakit keturunan dan fakta didapati hanya sekitar tujuh persen anak yang terserang SLE dari ibu dengan SLE. Itu kata mereka loh ya. Hehehe. 

Alhamdulillah pasien hamil tersebut dalam kondisi sangat bagus. Kehamilannya berjalan lancar, kondisi ibu dan janin pun sangat bagus. Senang rasanya melihat pasien-pasien tersebut terus dalam kondisi yang sehat, sehingga persalinan pun berjalan lancar, dan bayi yang lahir juga sehat :-D



Sumber : Berbagai sumber dari Om Google, dan Bidan Sumarti

Selasa, 10 Maret 2015

Review : Buzzer Beat (J-drama)

Oke mumpung masih anget krn baru nonton ulang semua episodenya, cepet2 aja deh bikin reviewnya. Tertarik nonton dorama ini krn lead actornya adalah suamiku Yamapi a.k.a Yamashita Tomohisa. He he he... Dorama berjumlah 11 episode ini mengangkat kisah cinta antara pemain basket yang bercita-cita jadi pro, Kamiya Naoki (Yamashita Tomohisa), dengan seorang violist yg juga bercita-cita jadi pro, Shirakawa Riko (Kitagawa Keiko). Well, kisah cinta disini bisa dibilang unik krn yg diperlihatkan adalah hubungan yg sembunyi2. Loh main serong? Ya begitulah.
                
Awalnya si Naoki (Yamapi) ini punya pacar namanya Natsuki (Aibu Saki), yang udah dikencaninya selama 2 tahunan. Dan rencananya mereka ini mau merit kalo si Naoki ini menang pertandingan basket. Namun Naoki gagal di pertandingan sehingga timnya jadi tersingkir, jadi batal deh mau merit sama Natsuki *Alhamdulillah*.
                
Krn prestasi yg nggak kunjung membaik, akhirnya kontrak Naoki jadi turun dan pihak manajemen tim JC Arcs tempat Naoki main mendatangkan pemain baru bernama Yoyogi Ren (Kaneko Nobuaki). Rupanya si Ren ini punya dendam kesumat sama Naoki *spoiler* sehingga berupaya mehancurkan karir Naoki, salah satunya dg mengencani Natsuki yg adalah pacar Naoki. Akhirnya putus deh si Naoki sama Natsuki (yeaaayyy ^^). Tentu saja mentalnya Naoki sempat down, dan mainnya jadi kacau. Tapi untunglah kehadiran Shirakawa Riko yang ternyata masih tetangganya itu bisa bikin Naoki bangkit dari keterpurukannya. Lambat laun, Riko  dan Naoki malah makin lengket, padahal status Riko sendiri saat itu sedang kencan dg pelatih Tomoya Kawasaki (Ito Hideaki) yg merupakan pelatih di JC Arcs. Nah, makin nggak jelas aja ini. Ditambah lagi hubungan teman dekat Riko, Ebina Mai (Kanjiya Shihori) yg sempat kencan bolak-balik sama kapten Arcs Utsunomiya Toru (Nagai Masaru) tapi malah jadiannya sama Hatano Shuji (Mizobata Junpei).
                


jadi kayak gini nih relationship chartnya


Keseluruhan, dorama ini emang bagus terutama adegan bermain basketnya (yamapi is the coolest one :* ). Sayangnya beberapa bagian disini jadi kaya’ shitnetron, bikin eneg plus jengah, terutama adegan Natsuki yang caper sama ibu Naoki. Tapi salut juga kok sama aktingnya Aibu Saki yang bikin gw gemes2 emosi, hahaha. Walaupun begitu, jangan harap ada adegan jahat dg mata melotot2 khas shitnetron kita di dorama ini. Persaingan yg ditampilkan pun terkesan manusiawi lah. Paling demen persaingan Naoki sama pelatih Kawasaki buat meraih cintanya Riko. Pria banget gitu loh walaupun nggak ada adu jotosnya.


nggak tau kenapa kata2 di atas bikin saya pengen cepet-cepet, ah sudahlah... 


                
Pokoknya nih dorama recommended banget buat yg suka genre romantis2 gitu. Soalnya hampir semua yg dibahas disini adalah kisah cinta, selain mimpi dan cita-cita tentunya. Adegan romantisnya segudang, chemistry antar pemainnya jg dapet. Kisah cinta Mai dan Shuji jg kocak banget. Ditambah persaingan antara Naoki dan Yoyogi, lengkap sudah bumbu-bumbu dalam dorama ini. Oiya, ostnya juga keren loh :D



Senin, 09 Maret 2015

RSAL Punya Cerita

Sejak tanggal 9 Februari kemarin saya merasakan pengalaman baru hidup sebagai orang Surabaya. Dari kota yang adem ayem, dengan suasana damai sejahtera, saya harus mulai membiasakan diri hidup di kota yang penuh dengan hiruk pikuk manusia di dalamnya. Selain ramai, bising juga sudah menjadi makanan sehari-hari. Pluuuss, panasnya.... Astagaaa, mungkin nerakanya beneran lagi bocor kali ya #usapkringet
Biasanya apel pagi di sini, kalo nggak salah. hahaha :p

Oke, kesan pertama kali ketika kita mendarat di RSAL. Wooowww, sugoiiiii. Gedeeeee amat, padahal Amat tetangga saya nggak gede-gede amat tuh. Selain gede, patung kapal di halaman samping tempat kami masuk berhasil membuat saya melongo. Buseett, ini kan rumah sakit angkatan laut, mestinya ya patungnya kapal laut toh, hihihi ^_^v #piisss

Kedua, saya dibikin kagum sama pintu yang otomatis kebuka sendiri kalo ada orang mau lewat. Maklum, namanya juga ndessooo -_-.  Nah, berikutnya saya makin melongo lagi ketika saya nyasar dan muter-muter karena nggak berhasil cari jalan pulang. Masya Alloohh, luas banget ya.

Skip, skip, skip. Akhirnya setelah beberapa hari praktek disana, baru tau kalo ternyata disana rawan banjir. Hujan lebat sebentar saja sudah pasti jalanan depan tergenang hingga lutut. Yawes, anggap aja bonus wes. Disana juga wajib ikut apel pagi ala militer. Keren lho. Pernah juga waktu apel pagi nyanyi mars TNI AL. Lah saya kan nggak bisa, akhirnya lipsync deh. Ngahahaha.

Nah, nggak lengkap rasanya kalo belum mencoba kuliner disana. Agak susah memang menemukan makanan yang pas dengan lidah saya. Mungkin beda selera kali ya. Rasanya cenderung asin namun harganya tak selangit seperti yang saya bayangkan. Makanan favorit saya selama disana adalah lele penyet ujung jalan sama nasi goreng gerobak depan rumah sakit. Rasanya cukup pas di lidah saya.

Nah, disana ketemu juga sama mas-mas dokter muda yang kece abis. "Mas ganteng" begitulah saya menyebutnya. Hahaha. Wajahnya mas ganteng itu mirip sama nih,

Ilustrasi "Mas Ganteng"

terlalu ganteng mungkin ya. Pokoknya mas ganteng itu nggak cuma ganteng luarnya saja tapi juga ganteng skillnya. Doi berani melakukan tindakan, nggak malesan, dan nggak jijik juga sama pasien. Pernah saya satu dinas malam bareng doi, dan doi rajin banget. Pekerjaan yang biasanya saya lakukan agak ringan karena doi nggak sungkan bantu-bantu mahasiswa praktek. Saat jam tidur, mas ganteng bahkan nggak tidur. Doi belajar. Nah, berhubung saya nggak boleh tidur, sekalian saja saya melek bareng doi sambil nulis askeb biar dikira nemenin doi begadang. Ngahahahaha.

Yang paling nggak bisa dilupakan adalah hari terakhir ketika mau pulang. Setelah berhasil memaksa mbak-mbak bidan di pav F1, akhirnya kesampaian juga buat foto bareng. Hehehe. Bidan-bidan disana memang super baik deh. Ah, Ramelan.... Rindu balik kesana deh... :')

NB: Beberapa foto diupload menyusul ^_^




Copyright © 2014 Keehh's