Senin, 29 Februari 2016

Weekend Galau #Part 2 Edisi Ulang Tahun dan Konferensi Meja Kotak...



Lagi-lagi tiap weekend galau. Entah apa yang salah dengan saya? Itulah kenapa saya benci harus jatuh cinta dengan seseorang. Benci ketika sudah terjatuh akan susah berdiri kembali. Ah, ingin sekali waktu berlari lagi sehingga masa ini cepat terlewati. 

Tak hanya saya, rupanya kedua sohib seperantauan saya juga mengalami kegalauan hati. Yang satu bertambah tua, yang satu lagi cinta tak direstui. Biarpun berbeda-beda galaunya, tapi tetap satu juga. Maksudnya tetap satu selera, sama-sama suka bakso. Lah... Asli nggak nyambung. Biarin.

Dalam rangka merayakan ulang tahun sohib saya, sebut saja Emak, saya dan sohib saya satunya lagi, Mamah, menghabiskan weekend galau kita di tempat biasa. Murah, banyak makanan, bisa cuci mata gratis, dan nyanyi sepuasnya, Kampung Coklat. Hahaha, nggak punya duit detected. Ah, kata siapa... Kan ditraktir Emak jadi semua aman. Nah, tuh... Ketahuan.

Saya, seperti biasa yang matanya nggak pernah bisa lepas dari mas drummer, sebenarnya sudah hampir lupa kalo saat itu lagi galau. Ternyata kedua sohib saya ini sama-sama pinter. Pinter mancing emosi maksudnya. Ya, udah susah payah lupa, malah diingatkan lagi. Sumpah, dua makhluk ini minta ditampol. 

Kemudian, konferensi meja kotak kita pun dimulai. Ya ya ya, apalagi kalo bukan rumpik, curhat, ngakak bareng, sambil makan bakso dan minumnya es coklat. Heh kaliaaannn... Katanya diet? Ini sih diet seimbang. Bakso di tangan kanan, es coklat di tangan kiri. Kan, seimbang kayak timbangan? Nah, kembali ke KMK (konferensi meja kotak). Apa yang dibahas? Monyet pemirsa, eh salah... Kambing.

Sebut saja kambing, kambing jelek yang walaupun lagi hari raya kurban nggak ada satu orang pun yang berani kurban nih kambing. Jadi kambing ini kenapa? Kambing mungkin punya pacar, sebut saja kambing betina. Kok gitu? Jelas lah, nih kambing kan nggak homo. Terus? Gobloknya, entah kenapa saya tiap hari mikirin ini kambing. Emang ya, kadang-kadang yang jelek itu malah bikin kepikiran.  Ya, sepertinya alasan kenapa kambing menghindari cewek seimut dan semanis saya (padahal dia kan kambiiing....) adalah adanya kambing betina. Dan saya sukses dibuatnya galau, menangis dalam kesepian, dan sukses menurunkan berat badan saya 3 kg. Alhamdulillah, makasih ya mbing... #nangis guling-guling.

Lalu, selain kambing kita juga membahas beruk. Ya ya, si beruk ini udah bikin si Mamah klepek-klepek tapi sayangnya cinta mereka tanpa restu. Terus si Emak galau kenapa? Galau karena tambah tua. Hihihi. Santai aja bro, tua kan cuma angka yang penting muka masih SMA. Btw, saya masih sering ditanya kelas berapa, mau kuliah dimana, atau semester berapa. Ternyata muka saya ini cukup menipu mata orang-orang ya. Padahal tahun ini saja usia saya udah 20+++. Hehehe.

Eh, ulang tahun kita kan hampir barengan ya mbing... Traktirannya bareng aja ya, kan kamu dulu yang bilang. Tapi semuanya kamu yang bayar ya... Hihihi.

Akhirnya sesi terakhir dari KMK. Sesi baca keputusan masing-masing.

"Kalo ada yg lebih baik dari si bajul (pacarnya dia), mending nikah sama yang lebih baik aja.  Hahaha." Emak says.

"HBD ya maakkk... Turut berduka karena makin tua. Sering-sering ya traktirannya,"

"Huss... Aminnya mana?

Saya dan Mamah pun kompak, "Aaaamiiiinnnn...."

Giliran Mamah yang menyampaikan keputusan dia.

"Gue nggak semuanya deh. Nggak beruk, nggak kingkong, nggak semuanya. Pokoknya gue harus  bisa dapetin sarjana, kalo perlu S2, S3 sekalian."

"Mah, samsung galaxy tuh udah S7...." Mamah pun melotot ke arah saya. "Ampun, deh.. Ampun..."

Dan lagi-lagi saya kompakan bilang "Aaaaamiiiinnnn..." Kali ini sama Emak.

Nah, tiba saatnya saya yang baca keputusan saya di KMK kali ini.

"Biarlah si kambing jadi milik kambing betina, aku merantau aja ke ujung barat Indonesia."

Mamah meledek, "Katanya lo cinta?"

"Makanya, jalan satu-satunya ya pergi jauh.... Disini galau mulu,"

"Yakin kamu mau pergi jauh-jauhan sama kambing?" Tanya Emak. Saya mengangguk, mantap.

"Eh, emak lo udah kasih lampu hijau?"

"Masih tahap perizinan, hehehe...."

"Terus ngapain masih disini? Sana berangkat...."

"Kan aku belum bilang sama kambing kalo mau pergi..."

Dua sohib saya kompak tepuk jidat. "Alamaaakkk, separo-separo amat sih mau ngelupain si kambing." Mereka kompak grundel juga.

"Habis... Habisnyaaaa....."

"Udah sana, nikah aja sama kambing."

"Nggak mau, hiksss...."

"Lo kayaknya dikasih macan juga masih pilih kambing...."

".........................."

Akhirnya, sampai KMK berakhir, bakso habis, es coklat habis, 3 kali hujan-panas, dan sampai kita pulang pun, cuma saya yang nggak di-amin-kan sama kedua sohib saya. Hahaha. Mungkin mereka nggak ingin saya pergi, nggak ingin kambing jadi milik kambing betina, atau memang lupa beneran. Hihihi. Hanya Tuhan dan mereka yang tau. Ah, saya benar-benar nggak ingin pisah sama mereka.

Ah iya... Hujan menemani saya sepanjang perjalanan pulang. Saya pernah baca status sosmed penulis beken Tere Liye yang isinya kurang lebih begini, "Jangan jatuh cinta pada saat hujan, karena ketika sakit hati maka kamu akan membenci hujan dan kenangannya." Sepertinya nggak berlaku ya buat saya. Hehehe. Saya sangat menyukai perjalanan di tengah hujan. Karena saya akan teringat mantel kumal dan sobeknya, teringat betapa jeleknya kita saat memakainya, teringat saya akan tetap basah karena memang mantelnya sobek-sobek. Hahaha, ah saya mungkin gila. Tertawa sendiri di tengah jalan, dalam hujan. Mungkin juga gila, kena penyakitnya si kambing. Kambing gila... Dasar kambing.


galau pun masih sempat narsis... dasar perempuan -_-




0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Keehh's