Minggu, 21 Februari 2016

Weekend Galau, Kampung Coklat Edition



Beberapa hari ini saya merasa kurang semangat. Mengurung diri terus sambil kencan sama pacar (baca : laptop) di kamar. Rasanya hidup tak lagi berwarna. Ya, tanpa cinta, tanpa pekerjaan. Semuanya  hitam dan putih. Tapi bukan berarti saya lagi buta warna sih.

Tiba-tiba seorang sohib saya mengirim pesan via blackberry messenger. Ya, dia tau persis apa yang sedang saya rasakan walaupun rasanya saya nggak cerita sih. Hihihi. Akhirnya disepakatilah bahwa kita akan nonton live concert di Kampung Coklat andalan kita. Selain murah dan bisa nongkrong sampe bosan, ada drummer di konser kecil itu yang merupakan favorit saya. Hehehe. Cuci mata sekalian refreshing pikiran.

Sebuah lagu berjudul Terlatih Patah Hati mengalun. Kami pun terbawa suasana hingga saling curhat satu sama lain. Bahkan air mata saya nyaris meleleh mendengar fakta yang belum pernah saya dengar dari sohib saya itu selama ini. Berbeda dengan saya, dia malah tegar banget. Apalagi sih kalo bukan masalah cinta? Cinta memang, deritanya tiada pernah berakhir ya. Hahaha.

Tak lama, seorang pengunjung request sebuah lagu. Just Give Me a Reason dari Pink. Kita kenal betul karena sering duet bareng di kosan menyanyikan lagu itu. Hahaha. Ya, lagu itu yang sekarang ingin saya teriakkan tepat ke telinga “orang itu”. Yang datang sesuka hati, mengacak-acak pertahanan perasaan saya yang susah payah saya bangun sejak 3 tahun yang lalu. Orang yang setelahnya pergi pula sesuka hatinya. Persis jelangkung aja. Ingin sekali saya teriakkan bahwa kita bisa “learn to love again”.

Sohib saya sendiri malah sebenarnya lebih terpuruk, tapi dia lebih cepat bangkit. Caranya? Ikhlas melepaskan. Menurutnya perasaan itu mungkin bisa dipaksakan. Seperti saya yang memaksakan perasaan saya untuk terus bertahan. Tapi, tidak akan pernah ada yang bisa melawan takdir yang ditetapkan Tuhan. “Sekeras apapun kamu memaksa perasaan kamu, kamu nggak akan bersamanya kalo dia bukan takdir kamu.” Begitu kata sohib saya itu. Dan dia pun melanjutkan, “Lepaskan. Kalo memang dia buat kamu, sejauh apapun kalian pada akhirnya akan bersatu. Kalo enggak bersama, berarti ada orang yang lebih cocok buat kamu. Baik bagimu, belum tentu baik menurut-Nya.”

Akhirnya saya putuskan, saya nggak jadi meneriakkan lagu Pink tadi ke telinga orang itu. Lelah rasanya memaksakan diri untuk bertahan. Kalo dulu saya bisa tulus mencintainya, maka sekarang saya juga harus bisa tulus melepaskannya.

Btw, mas drummer berkacamata itu memang keren sekali #salah fokus. Nggak Cuma jago menggebuk drum, suaranya juga bolehlah. Eh, jenggotnya? Udah bersih. Senang sekali saya bisa menontonnya hari itu kembali menabuh drum di Kampung Coklat. Mas, namanya siapa sih? Hahaha.


Narsis di Kampung Coklat, Blitar.... :-)


NB : Seperti yang saya bilang sebelumnya, jomblo itu memang is the best. Jangan khawatir ngenes karena kita bisa memilih untuk menjadi jomblo yang hidup with happiness. Hidup jomblooooo... !!!




3 komentar:

Copyright © 2014 Keehh's